JOMBANG, LintasDaerah.id – Musim kemarau 2025 di Kabupaten Jombang membawa kejutan tak biasa. Alih-alih kering dan terik seperti biasanya, kala tertentu hujan deras justru turun merata di berbagai wilayah. Saat ini Indonesia memang tengah mengalamai musim kemarau basah.
Akibatnya, saat intensitas hujan tinggi, beberapa sungai meluap dan menyebabkan banjir di sejumlah titik, memaksa pemerintah melakukan penanganan darurat secara cepat.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Jombang, Sultoni, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi di luar prediksi berpotensi menyebabkan sejumlah bendungan tidak mampu menampung debit air secara optimal.
“Beberapa bendung seperti Balungsono dan Sambian berada dalam kondisi darurat dan segera kami tangani bersama pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” ujarnya, Selasa (24/6/2025).
Meski sebenarnya proyek perbaikan telah masuk dalam rencana tahun ini, kondisi darurat memaksa pelaksanaannya dipercepat demi keselamatan warga dan keberlangsungan sistem irigasi.
Sultoni menambahkan, berbagai instansi telah diterjunkan ke lapangan. Petugas lapangan dari PUPR, KPK, hingga relawan lokal disiagakan di titik-titik rawan.
Tak hanya itu, keterlibatan masyarakat juga sangat berarti, terutama dalam pelaporan kondisi jembatan, gorong-gorong, atau bendung yang tersumbat sampah.
“Kami sangat terbantu dengan laporan cepat dari warga. Dengan begitu, petugas bisa segera turun tangan sebelum kondisi semakin parah,” ungkapnya.
Meski menghadapi keterbatasan alat berat, material, dan tenaga, Sultoni memastikan pihaknya tetap berupaya maksimal. Bantuan dari BBWS dan dukungan logistik dari Pemkab Jombang turut mempercepat respons penanganan.
Namun, hujan di musim kemarau ini juga membawa permintaan baru dari masyarakat, seperti normalisasi sungai, perbaikan tanggul, dan penanganan batas wilayah sungai yang bergeser. Sayangnya, tidak semua permintaan bisa ditangani sekaligus karena terbentur pada keterbatasan anggaran dan sumber daya.
“Kami tetap siaga. Semua permintaan kami catat, tapi memang harus bertahap. Saat ini prioritas kami adalah penanganan cepat di titik rawan dan penyelamatan infrastruktur utama,” jelas Sultoni.
Fenomena hujan deras di musim kemarau ini menjadi sinyal, perubahan iklim telah berdampak nyata di tingkat lokal. Pemerintah daerah dihadapkan pada tantangan baru yang menuntut fleksibilitas dan kecepatan respons.
Dinas PUPR Jombang melalui bidang SDA terus memantau kondisi terkini dan berkoordinasi dengan BBWS, BMKG, serta perangkat desa guna memastikan langkah-langkah penanganan darurat berjalan optimal.
“Cuaca tidak lagi bisa ditebak. Maka kami harus bersiap dengan segala kemungkinan, dengan segala keterbatasan yang ada,” pungkas Sultoni.(*)