BALI, LintasDaerah.id – Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Selasa malam hingga Rabu pagi (9-10/9/2025) membawa duka mendalam. Sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor, menelan korban jiwa dan membuat akses vital lumpuh.
Di Denpasar, lima bangunan di sepanjang Jalan Hasanuddin ambruk akibat luapan Tukad Badung. Material bangunan terseret arus, sementara tiga penghuni bangunan dilaporkan hanyut. Satu korban selamat, namun mengalami luka serius di bagian kaki.
Saksi mata, Imam Sapi’i satpam BCA Hasanuddin, mengaku mendengar suara retakan sebelum bangunan roboh.
“Air Tukad Badung naik sekitar 50 cm di atas jembatan sejak pukul 03.00 Wita. Sekitar pukul 06.35 terdengar retakan keras, lalu bangunan ambruk bersamaan,” ungkapnya.
Selain itu, banjir juga merendam Jalan Nusa Kambangan dengan ketinggian hingga pinggang orang dewasa. Warga terpaksa mengamankan barang-barang dan mengevakuasi kendaraan mereka.
Kondisi serupa terjadi di Jembrana. Jalur nasional Denpasar–Gilimanuk lumpuh total akibat banjir di puluhan titik. Pohon tumbang dan tiang listrik hampir roboh, membuat tim reaksi cepat BPBD kesulitan bergerak.
“Harap tetap waspada, saat ini banjir meluas di hampir seluruh wilayah Jembrana. Petugas masih berjibaku melakukan penanganan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra.
Update Korban Banjir dan Longsor di Bali
Hingga Rabu sore, tercatat 10 orang meninggal dunia dan 6 lainnya masih hilang. Rinciannya:
Korban Asal Denpasar
Ni Wayan Lenyod, Nadira, Rio Saputra (20), Endang Cahyaning Ayu (42), dan seorang perempuan tanpa identitas (Mrs. X).
Enam orang lainnya masih hilang, termasuk Made Suwitri (43), Tasnim (54), dan Farwa Husein (32). Seluruh jenazah dibawa ke RSUP Sanglah.
Korban Asal Jembrana
– Nita Kumalasari (23), ibu muda hamil dua bulan, terseret arus deras.
– Komang Oka Sudiastawa (37), warga Banjar Sebual, tewas tersetrum saat rumahnya terendam banjir.
Korban Asal Kerobokan
Endang Cahyaning Ayu ditemukan meninggal setelah hanyut bersama dagangan kuenya. Suaminya selamat.
Korban Asal Gianyar
Dua lansia, Ni Made Rupet (87) dan Ni Made Latip (75), meninggal akibat longsor yang merobohkan tembok rumah mereka.
Tragedi banjir dan longsor ini menjadi pengingat keras bahwa mitigasi bencana harus diperkuat. Pemerintah daerah bersama masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan, memperbaiki sistem drainase, serta menjaga bantaran sungai agar kejadian serupa tidak terus memakan korban.(*)