Peristiwa

Banjir Rendam Dusun Sawahan Sambirejo Jombang, Warga Mengaku Sudah Langganan

×

Banjir Rendam Dusun Sawahan Sambirejo Jombang, Warga Mengaku Sudah Langganan

Sebarkan artikel ini
Banjir di Dusun Sawahan, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. (Foto: Apriani Alva)
Banjir di Dusun Sawahan, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. (Foto: Apriani Alva)

JOMBANG, LintasDaerah.id – Hujan deras mengguyur Kabupaten Jombang sejak semalam mengakibatkan banjir di sejumlah titik. Salah satu lokasi yang terdampak cukup parah adalah Dusun Sawahan, Desa Sambirejo, Kecamatan Jogoroto.

Permukiman warga yang terletak tak jauh dari SPBU Jogoloyo itu mulai digenangi air sejak Senin (9/6/2025) pagi. Menurut keterangan warga, air mulai masuk ke dalam rumah sekitar pukul 06.30 WIB.

Pantauan LintasDaerah.id di lokasi pukul 10.00 WIB, air masih menggenang dengan ketinggian mencapai 20 hingga 50 sentimeter.

Warga terlihat berupaya menutup pintu rumah rapat-rapat dan menambahkan penghalang agar air tidak masuk lebih jauh ke bagian dalam rumah.

Baca Juga  Jombang Tembus 13 Besar PORPROV Jatim 2025, Raih 21 Emas dari 27 Cabor Unggulan

Juwariyah, salah satu warga Dusun Sawahan menuturkan, banjir seperti ini bukanlah kejadian baru yang dialami warga setempat. Dusun yang dia tinggali ini, lanjutnya, telah menjadi langganan banjir,

“Banjir memang sering melanda kawasan ini. Ini tadi mulai setengah tujuh-an air masuk rumah. Ini sudah mulai agak surut, tapi tetap was-was karena takut kalau hujan kembali turun, rumah saya bisa tergenang,” ujarnya.

Meski air sudah mulai menyusut, kekhawatiran warga belum sepenuhnya reda. Menurut Juwariyah, banjir kali ini masih tergolong ringan dibanding saat puncak musim hujan beberapa bulan lalu.

Baca Juga  Tabrakan Motor dengan Mobil di Kesamben Jombang, Dua Nyawa Melayang

“Ini tidak begitu parah, biasanya sampai masuk rumah ke bagian dalam,” tambahnya.

Sementara Kartono, warga lain yang juga ditemui di lokasi menjelaskan, banjir terjadi karena sistem drainase yang buruk serta kondisi geografis permukiman.

“Tanggul parit kurang tinggi, sementara tanah pemukiman warga rendah, sehingga saat hujan turun seringnya terjadi banjir,” ungkap Kartono.

Ia menyebut, beberapa waktu lalu warga bersama perangkat desa setempat sempat mencoba mengatasi banjir dengan menjebol parit agar air langsung mengalir ke sungai.

“Ndek wingi dijebolno arah kali, tapi yo pancet ae (Jawa: beberapa waktu lalu sempat tanggul parit yang menuju sungai dijebol, tapi banjir masih saja terjadi,” katanya berbahasa Jawa.

Baca Juga  Jamaah Haji Kloter 48 Jombang Berangkat, Ini Pesan Bupati Warsubi

Kartono mengakui, kalau air sudah mulai surut, namun prosesnya bisa memakan waktu cukup lama.

“Ini sudah agak surut, kalau parah biasanya sampai dua hari baru surut,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum terlihat adanya bantuan dari pihak pemerintah desa (Pemdes). Warga berharap ada perhatian serius terhadap kondisi lingkungan yang rawan banjir setiap musim hujan.

“Ya tetap was-was kalau-kalau hujan deras lagi dan aktivitas sehar-hari jadi tidak nyaman,” tutup Juwariyah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *