JOMBANG, LintasDaerah.id – Di tengah sejuknya udara pegunungan dan hijaunya kebun kopi yang membentang, masyarakat Kampung Adat Segunung Desa Carangwulung Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, akan menggelar Wiwit Kopi 2025.
Warga Jombang bisa menyeruput kopi gratis sekaligus minum susu secara cuma-cuma dalam acara ini.
Wiwit Kopi adalah sebuah tradisi tasyakuran panen kopi yang sarat dengan nilai budaya dan spiritual.
Tradisi ini bukan hanya menjadi bentuk rasa syukur atas hasil bumi, tetapi juga menjadi ajang kebersamaan dan pelestarian kearifan lokal warga Kampung Adat Segunung yang telah berlangsung turun-temurun.
Rangkaian acara Wiwit Kopi 2025 kali ini menyajikan kegiatan unik seperti kenduri, arak-arakan hasil panen, lomba sangrai kopi, hingga pertunjukan seni budaya.
Acara Wiwit Kopi di Kampung Adat Jombang mampu menarik perhatian tidak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan yang ingin merasakan langsung kehidupan khas masyarakat adat di lereng Wonosalam.
Jadwal Wiwit Kopi 2025 Kampung Adat Segunung Wonosalam
Rangkaian acara Wiwit Kopi Wonosalam Jombang akan berlangsung selama dua hari, yakni pada Jumat dan Sabtu, 13–14 Juni 2025.
Kegiatan ini bertempat di Balai Ageng Giri Kedaton, pusat kegiatan adat Kampung Segunung.
Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi momentum tahunan yang dinanti petani kopi dan masyarakat sekitar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan hasil bumi.
Hari pertama rangkaian Wiwit Kopi yakni pada Jumat, 13 Juni 2025, dimulai pukul 14.00 WIB, akan digelar lomba sangrai kopi tradisional yang dapat diikuti siapa saja.
Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana biji kopi khas Wonosalam disangrai secara tradisional, sebuah tradisi yang masih dipertahankan warga Kampung Adat Segunung sebagai bagian dari identitas lokal.
Kemudian pada malam harinya, warga dari masing-masing RT akan menyusun tumpeng besar dari hasil panen warga setempat yang menjadi simbol doa dan kebersamaan.
Puncak perayaan Wiwit Kopi tahun ini akan berlangsung pada hari Sabtu, 14 Juni 2025 mulai pukul 13.00 WIB.
Prosesi diawali dengan pengiriman doa di kebun kopi, sebagai bentuk spiritualitas masyarakat adat Segunung dalam memuliakan alam dan Sang Pencipta.
Setelah itu, warga akan melakukan arak-arakan tumpeng besar serta hasil bumi, menyusuri jalan kampung menuju Balai Ageng Giri Kedaton.
Setibanya di balai, pengunjung akan disambut dengan kenduri bersama, di mana kopi khas Segunung dan susu sapi segar disediakan gratis bagi semua tamu.
Momen makan bersama tumpeng ini menjadi bagian yang paling ditunggu, karena mencerminkan rasa syukur sekaligus mempererat kebersamaan antara warga dan tamu.
Malam harinya pukul 19.30 WIB, suasana semakin meriah dengan Gelar Budaya yang menampilkan Tari Remo khas Jawa Timur, pertunjukan karawitan bocah Segunung, serta alunan campursari Cahyo Manunggal, yang membawa nuansa tradisional yang hangat ditemani kopi penuh nikmat.
Wiwit Kopi bukan sekadar perayaan panen, tetapi juga menjadi ruang belajar terbuka tentang kopi bagi masyarakat umum.
Pengunjung bisa memahami langsung proses pengolahan kopi mulai dari pemetikan, pengolahan pasca-panen, hingga teknik penyajian kopi khas pegunungan Wonosalam.
Acara ini sekaligus memperkenalkan Jombang sebagai salah satu wilayah penghasil kopi unggulan di Jawa Timur dengan potensi besar dalam wisata budaya dan agrowisata.(*)
