Jombang, LintasDaerah.id – Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang menggelar Kirab Budaya dan Ritual Piuning Sapta Tirta sebagai puncak perayaan Hari Jadi ke-979, Kamis (14/8/2025).
Acara dimulai sejak pukul 08.00 WIB dengan arak-arakan dari Gerbang Perum Bunda Asri menuju Pendopo Balai Desa Karangdagangan. Rombongan kirab diawali barisan pembawa janur diikuti kepala desa dan sekretaris desa, tujuh pembawa tujuh air suci yang diapit para prajurit, jajaran BPD, serta peserta kirab budaya dari tiap dusun.
Kirab ini menampilkan tarian warga, belasan sound horeg dengan penari, serta gunungan hasil bumi. Warga yang hadir tampak antusias menyaksikan, bahkan gunungan langsung habis diperebutkan begitu kirab selesai.
Tujuh Air Suci dari Dua Kabupaten
Saat rombongan tiba di pendopo berlangsung ritual Piuning Sapta Tirta dipimpin langsung Kepala Desa Karangdagangan, Tambit, bersama tujuh bidadari pembawa air suci. Air tersebut diambil dari tujuh sumber mata air berbeda, tiga di Kabupaten Jombang dan empat di Kabupaten Tuban.
Ritual ini menjadi simbol penyatuan berbagai lapisan kehidupan dan penggambaran jati diri manusia.
“Tiga sumber dari Jombang melambangkan tiga alam, sedangkan empat sumber lainnya melengkapi tujuh lapisan pembentuk tubuh manusia,” jelas Gus Yan, budayawan dan sejarahwan sekaligus pencetus ritual Piuning Sapta Tirta Desa Karangdagangan.
Menurutnya, tradisi ini berakar pada sejarah Airlangga tahun 1046, saat Desa Karangdagangan dibebaskan dari pajak. Bukti sejarah tersebut tercatat pada prasasti terakhir peninggalan Airlangga.
Bayu Anggara, salah satu pencetus ritual, menambahkan bahwa prosesi ini dilakukan sederhana karena berdasarkan penelusuran sejarah, Karangdagangan memiliki hubungan dengan salah satu desa di Mojoagung. “Jika diadakan besar-besaran, ritualnya akan digelar bersamaan. Karangdagangan membawa air, sementara desa di Mojoagung membawa api,” ungkapnya.
Harapan Jadi Agenda Tahunan
Plt. Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Disporapar Kabupaten Jombang, Wiwin Istiqomah Budiningrum, turut hadir mewakili kepala dinas. Ia mengapresiasi pelaksanaan ritual dan kirab budaya ini. “Semoga tahun depan jumlah pengunjung lebih banyak dan panitia lebih siap dalam pengamanan jalannya kirab,” pesannya.
Kepala Desa Karangdagangan, Tambit, berharap Ritual Piuning Sapta Tirta dapat menjadi agenda tahunan desa. Ia juga meminta dukungan pemerintah daerah untuk membina sektor pariwisata setempat agar kesadaran warga dalam melestarikan budaya dan potensi wisata semakin meningkat.
Ritual Piuning Sapta Tirta yang tahun ini digelar untuk kedua kalinya menjadi bukti semangat warga Karangdagangan menjaga warisan budaya yang telah berakar sejak berabad-abad lalu.(*)